Rabu, 07 Desember 2011

Peluang Usaha Makanan Ringan Yang Menguntungkan


Makanan Ringan Yang Menguntungkan
Dari modal awal Rp 5 juta, kini Ana pemilik usaha makanan ringan dan sayur, yang diperjualbelikan di lingkup swalayan, dapat meraup omset Rp 20 juta per minggu. Belum lagi, tambahan dari beberapa swalayan kecil yang menjadi tempat penitipan makanan ringan hasil industri rumah tangganya, yang beralamat di Lorong Ekajaya, Kecamatan Jambi Timur.
Hal tersebut membuktikan bahwa usaha industri rumah tangga yang dikelola secara serius, dapat pula meraup keuntungan yang lumayan. Padahal usaha industri rumah tangga dengan merek Lumba-Lumba yang telah menjadi mitra dari Dinas Koperasi dan usaha mikro kecil menengah Usaha Kecil yang Menguntungkan
(Dinkop dan UMKM) Kota Jambi, sebelumnya sempat menutup usahanya, saat tergerus krisis moneter pada 1999.
Namun, kini usaha industri rumah tangga milik Ana bersama keluarganya tersebut terus berkembang. Bahkan kini dia sudah memiliki 12 tenaga kerja. Setiap hari kegiatan dan pekerjaan di usaha industri rumah tangganya tersebut, dimulai pada pukul 08.00-17.00.
Pengerjaan yang dilakukan di rumah tinggal milik orang tua Ana, tak pernah kehabisan order dari swalayan-swalayan yang telah menjadi mitra usahanya. Bahkan, karena telah menjadi salah satu mitra binaan dari Dinkop dan UMKM Kota Jambi, usaha industri rumah tangga tersebut telah mendapatkan bantuan alat untuk memudahkan pengerjaan memproduksi beragam hasil industri rumah tangga.
“Dengan adanya bantuan alat tersebut, cukup membantu usaha industri rumah tangga disini,” papar Ana. Selain itu, Ana juga menyediakan sayur-sayuran, rujak buah, untuk kebutuhan konsumsi di swalayan. Setiap harinya, Ana dapat menghasilkan 25 kilogram emping pangsit per, dan untuk keripik pisang dapat diproduksi sebanyak 100-120 kilogram.
Dalam menekuni usaha industri rumah tangga itu, Ana tidak menemukan kendala apapun. Hanya saja, dalam penyediaan bahan baku untuk memproduksi keripik pisang, terkadang ada kesulitan penyediaan stok bahan bakunya. “Namun demikian, ketersediaan bahan baku pisang mentah dari pengumpul tetap diupayakan,” pungkasnya.

2 komentar: