Selasa, 22 November 2011

Memelihara Ikan Lele Phyton bagus untuk Bisnis


Ikan Lele merupakan  keluarga catfish, yang termasuk dalam jenis ini diantaranya yaitu lele lokal, lele dumbo, lele sangkuriang dan lele phyton. Lele banyak terdapat di perairan umum seperti sungai, rawa, waduk, dan genangan air lainnya. Bentuk tubuh lele adalah gilig (silindris) memanjang, berkepala gepeng meruncing, dan di dekat mulutnya ditumbuhi dengan 4 pasang kumis yang kaku memanjang. Kulit tubuh lele licin, tidak bersisik, dan berwarna kehitaman. Lele termasuk hewan nocturnal, atau lebih aktif mencari makan di malam hari. Ikan inimudah dibudidayakan di mana saja, dapat hidup di ketinggian lebih dari 1.000 m dpl dengan kondisi suhu 20-32° C, pH 6,5-8, dan kandungan oksigen 3 ppm.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan airtawar yangsudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan : (1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, (2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, (3) pemasarannya relatif mudah dan (4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya lele pada lahan kering (lelaki) merupakan kegiatan budidaya ikan  yang potensial untuk dkembangkan di Kabupaten Klungkung, karena  teknologi budidaya ini dapat dilakukan dengan  memanfaatkan  air terbatas dan menggunakan kolam sederhana yang terbuat dari terpal. Kelebihan dari pembuatan kolam dari terpal antara lain tidak membutuhkan biaya yang mahal dan bahan-bahan pembuatannya mudah diperoleh.
Dengan telah dikenalnya teknologi budidaya lele pada lahan kering (lelaki), masyarakat dapat memulai usaha budidaya ikan lele dengan modal yang tidak begitu besar, teknologi budidayanya sederhana dan waktu pemeliharaannya relatif singkat.
Kolam Terpal untuk Pemeliharaan Ikan Lele Phyton
Pemilihan benih.
Pilih benih yang berkualitas dengan ciri-ciri, diantaranya :
Seragam
Tidak cacat
Warna tubuh mengkilap
Gerakan gesit dan aktif
Posisi tubuh tidak menggantung/ berdiri dalam air
bibit lele Phyton
Penebaran benih.
Kepadatan benih yang ditebar berkisar antara 100-300 ekor benih lele/ m2, penentuan padat tebar dalam pembesaran hendaknya disesuaikan dengan target panen yang diinginkan. Benih yang biasa digunakan untuk kegiatan pembesaran adalah benih yang berukuran 5-7 cm.
Untuk menghindari kematian benih akibat stres terhadap lingkungan, penebaran benih ke dalam kolam pemeliharaan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
Sebelum benih dimasukkan ke dalam kolam, sebaiknya dilakukan aklimatisasi. Wadah  pengangkutan benih dimasukkan dalam kolam untuk beberapa saat, kemudian celupkan wadah dan biarkan benih lele keluar dengan sendirinya ke dalam kolam. Perlakuan ini merupakan proses penyesuaian suhu air dalam wadah angkut dengan suhu air kolam.
Bibit Unggul Lele Phyton
Pemeliharaan :
Pemberian pakan
Prinsip pemberian pakan lele adalah tepat jenis (pakan  harus sesuai dengan kebutuhan lele), tepat jumlah (pakan harus cukup tapi tidak berlebihan), tepat waktu (pemberian pakan harus sesuai waktu).
Pakan untuk lele yang dibudidayakan berupa pakan buatan (pelet), selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan untuk menghemat pengguanaan pelet dan menekan biaya pakan. Jenis pakan buatan yang diberikan yaitu pakan starter, grower, dan finisher .
Benih yang baru ditebar hendaknya tidak diberi pakan selama 1 hari, agar benih mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang baru.
Pemberian pakan dapat dilakukan 2-3 kali sehari sampai 5-6 kali sehari. Jarak antara pemberian pakan minimal 2-3 jam. Pakan yang diberikan sebesar 3-5 % berat lele per hari.
Pakan tambahan dapat berupa keong mas atau bekicot, cacing tanah, ikan rucah, bangkai ayam, limbah rumah tangga, limbah pemotongan hewan, limbah pemindangan dll yang disesuaikan dengan bukaan mulut lele yang dipelihara.
Kualitas Air harus di Jaga
Pengelolaan kualitas air
Penambahan air dilakukan untuk mempertahankan volume atau mengganti air yang hilang akibat penguapan.  Air juga ditambahkan sesuai dengan tahap pertumbuhan lele. Tinggi air pada awal  pemeliharaan lele adalah 50 cm dan kemudian air dinaikkan bertahap hingga mencapai 80 cm.   Probiotik diberikan jika kualitas air menurun yang diakibatkan oleh sisa pakan dan hujan, dengan penambahan probiotik dalam kolam, maka kolam akan menjadi lebih sehat dan ikan juga lebih kuat terhadap stres karena intorduksi mikroba positif.
Pengendalian hama dan penyakit.
Jenis hama pada pembesaran lele sangkuriang diantaranya yaitu  ular, burung pemakan ikan, kodok. Untuk mengurangi kerugian akibat gangguan hama dapat dilakukan pencegahan masuknya hama ke dalam kolam dengan menggunakan penutup kolam berupa jaring dan menjaga kebersihan lingkungan disekitar kolam.
Penyakit akan timbul jika terjadi ketidakseimbangan antara kondisi ikan, lingkungan dan patogen (organisme pembawa penyakit). Organisme yang sering menyerang lele adalah dari jenis cacing, bakteri dan cendawan atau jamur.
Pencegahan terhadap penyakit dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air. Diantaranya yang harus dilakukan jika terjadi serangan penyakit yaitu ikan yang sakit ataupun mati harus segera diambil dari kolam agar tidak menular pada ikan yang lain, pada daerah yang terserang, kurangi kepadatan ikan, penggantian air perlu dilakukan bila ada ikan yang terserang.
Panen Lele Phyton
Panen
Setelah lele sangkuriang yang dipelihara mencapai ukuran konsumsi (±7-8 ekor per kilogram), lele dapat dipanen. Pemanenan lele dilakukan secara hati-hati dan menggunakan peralatan yang berbahan halus dan licin sehingga tidak melukai lele atau membuat lecet kulit lele. Panen dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam, kemudian lele ditangkap dengan menggunakan jaring yang dibentangkan oleh dua orang, untuk mengarahkan lele ke satu sisi kolam atau dapat juga menggunakan seser atau serokan halus.
Setelah dipanen, lele disortir berdasarkan ukuran, lele yang berukuran masih kecil dapat dipelihara kembali sampai mencapai ukuran konsumsi. Setelah selesai dipakai, dasar kolam dicuci dengan air bersih (tidak menggunakan sabun).
Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan lele konsumsi hanya dilakukan dengan cara terbuka, baik untuk pengangkutan jarak dekat maupun pengangkutan jarak jauh.
Wadah yang umum digunakan adalah drum plastik, dengan kapasitas 400 liter, bisa untuk menampung lele konsumsi rata-rata 100 kg.
Air yang digunakan untuk mengisi drum adalah air baru dicampur dengan air pada kolam pembesaran, dengan perbandingan 1:1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar