Minggu, 04 Desember 2011

Dana Rp.5 Milyar disiapkan untuk genjot produksi lele


Kementrian Kelautan dan Perikanan menganggarkan Rp.5 miliar untuk paket wirausaha pemula khusus lele pada 2011.
Dirjen Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan (KemKP) Made L. Nurdjana menyatakan produksi lele di dalam negeri akan ditingkatkan pada tahun depan.
"(Peningkatan produksi) Ini terkait dengan konsumsi lele yang semakin meningkat. Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perikanan Budidaya akan menganggarkan dana Rp.5 miliar," ujarnya ketika di hubungi Bisnis kemarin.
Made menyatakan masalah pendanaan ini nantinya mendapatkan dukungan dari Ditjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP). P2HP juga akan mengeluarkan anggaran untuk investasi teknik pengolahan lele di sejumlah sentra minapolitan lele.
Dia mengatakan saat ini ditetapkan lima lokasi pembangunan pengembangan minapolitan lele yakni : Bogor, Boyolali, Pacitan, Gunung Kidul, dan Blitar. Dengan pengembangan minapolitan lele ini, katanya diharapkan dapat memproduksi lebih kurang 30 ton per hari.

GUNUNG KIDUL
Made menyatakan lima lokasi tersebut memproduksi lele yang sangat besar, tetapi yang paling tinggi tingkat produksinya di Gunung Kidul yang mencapai 5 ton per hari.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan empat hal akan dilakukan KemKP untuk menggalakkan produksi hingga konsumsi lele,

Pertama, mengupayakan menggiatkan budidaya lele skala kecil hingga menengah yang disebar di beberapa sentra utama.
Kedua, mengupayakan agar memasyarakatkan lele sehingga konsumsi meningkat.
Ketiga, KemKP mengupayakan yakni mengembangkan industri atau pengolahan lele.
Keempat, menjadikan lele sebagai sumber pangan yang merambah ke berbagai kalangan.

"Selama ini lele lebih banyak dinikmati masyarakat kelas bawah. Kami akan buat lele juga menjadi konsumsi masyarakat menengah atas." ujarnya di sela-sela pembukaan Festival Lele 2010 akhir pekan lalu.
Dirjen P2HP Martani Husaini menyatakan komoditas lele dapat diolah menjadi bahan makanan apapun.
"Sangant banyak ragamnya. Untuk lele kami fokuskan untuk konsumsi di dalam negeri. Mengingat permintaan di dalam negeri sangat tinggi, sementara produksi belum mencukupi untuk pangsa pasar di luar negeri," ujarnya.
Dirjen menilai produk lele Tanah Air saat ini belum dapat bersaing dengan produk dari Vietnam. Adapun, kendala paling utama adalah tingginya harga pakan yang membuat harga jual lele lokal menjadi sangat tinggi.
Saat ini Ditjen Perikanan Budidaya sedang berupaya menggunakan maggot sebagai makanan lele sehingga dapat menurunkan komponen biaya pakan yang mencapai 60% dari total produksi. (sumber Bisnis Indonesia senin 21/06/2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar